Tentang Pengalaman Menggunakan Tricolate Dari Penasaran Jadi Ketagihan

Tentang Pengalaman Menggunakan Tricolate Dari Penasaran Jadi Ketagihan

Tricolate Dripper


Tricolate Dripper - Soal dripper mungkin saya pernah mencoba beberapa jenis dripper kopi seperti V60 yang sangat populer dengan berbagai merk, atau beberapa dripper flat bottom seperti Blue Bottle, Lili bahkan dripper lokal seperti Koka dari Klinik Kopi atau Sore dari Suji. Masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri.


Hingga akhirnya Space Roastery membawa Tricolate ke pasar Indonesia yang awalnya saya tidak terlalu tertarik karena harganya cukup mahal dan bahannya hanya dari plastik. Tapi saya sendiri mulai tertarik untuk mencoba tricolate saat adanya kompertisi IBrC 2022 yang juaranya John dari fugol menggunakan Tricolate V2 meski dengan beberapa modifikasi dan juara 2 nya juga menggunakan tricolate sebagai alat kompetisinya. Dari situ saya mulai tertarik untuk mencari Tricolate karena penasaran.


Saya sebagai kaum mendang-mending tetap memilih untuk mencari tricolate bekas biar tidak merasa rugi jika ternyata tidak sesuai ekspektasi saat digunakan. Setelah berselancar di berbagai marketplace ketemulah saya dengan penjual Tricolate V2 dengan warna clear dan dijual dengan harga yang cukup miring, jadi tidak berpikir dua kali langsung saya amankan.


Review Tricolate

Tricolate V2 

  

Saya akhirnya membeli Tricolate V2 pada saat itu telah rilis juga Tricolate V3 yang menawarkan beberapa update yang pada akhirnya saya merasakan ternyata cukup signifikan, nanti akan saya ceritakan perbandingannya.


Menggunakan Tricolate V2 ini menjadi semakin asik setelah memahami kuncian pada saat menggunakannya, bisa cukup mengirit penggunaan kopi karena saya bisa menyeduh dengan Ratio 1:20 dengan rasa yang masih sangat nyaman. Lebih seringnya saya menyeduh dengan 10 gram kopi dengan air 200 gram. 


Setelah digunakan sekitar 30-40 kali seduhan saya makin merasa tertarik dengan alat ini karena bisa dibilang hasilnya cukup konsisten dengan minim sekali usaha, hanya kopi tuang air dan tunggu selesai tanpa harus bingung soal pattern seduhan, apa lagi tangan saya yang kadang tremor jadi tidak stabil saat menuang. Hal tersebut juga disampaikan oleh John dari Fugol mengapa akhirnya memilih untuk menggunakan Tricolate saat kompetisi. 


Selama penggunaan Tricolate V2 ini cukup ada kekurangan mungkin karena saya belinya bekas jadi kuncian pada bed-nya kurang kencang dan seperti gampang terlepas, selain itu saya rasa tidak terlalu ada kendala dan saya pribadi sangat enjoy saat menyeduh.


Review Tricolate


Karena rasa penasaran yang lebih, maka saya putuskan membeli Tricolate V3 yang lite tapa wadah yang segede speaker portable dan kertas filternya karena saya rasa hanya butuh drippernya dan dengan membeli yang lite bisa lumayan irit 200 ribuan. 


Beberapa teman menanyakan kenapa tidak membeli shower screennya saja untuk upgrade ? 

Tapi karena penasaran yang cukup tinggi saya putuskan untuk membeli drippernya sekalian karena ada beberapa update dari tricolate v2 yang siapa tau terjawab keresahan saya soal kekurangan yang ada di tricolate v2 di tricolate v3.


Review Tricolate

Tricolate V3

Hal yang membedakan pada Tricolate v3 ini adalah pada showerscreenya yang berbeda kemudian di bagian bed nya juga berbeda ulirannya kemudian bagian bawahnya dapat di lepas sehingga memudahkan saat dilakukan pembersihan setelah pemakaian.


Saya sendiri merasa upgrade ini cukup berpengaruh dan memudahkan saya saat menyeduh dan membersihkan setelah selesai menyeduh. Meski saat pertama kali datang saya coba untuk melepas bagian bawahnya ternyata cukup rapat dan sulit dilepas, saya sempat mengira apa dripper saya ada kerusakan ternyata memang seperti itu diawal, setelahnya cukup mudah dilepas bagian bawahnya.


Review Tricolate

Tricolate V3


Setelah mencoba beberapa kali dan membandingkan Tricolate v3 ini saya rasa menjawab beberapa pertanyaan yang ada di Tricolate versi sebelumnya. Hal yang menjadi penemuan paling mutakhir adalah pada showerscreennya, biasanya di Tricolate v2 saya selalu menemukan air yang menggenang dan tidak turun seluruhnya, di Tricolate v3 ini menjawab hal tersebut meski memang tidak secara seluruhnya air turun dan kering tapi menurut saya sudah berkurang sangat jauh di v3 ini.


Tricolate saat ini bisa saya bilang menjadi alat seduh utama yang saya gunakan untuk menyeduh setiap hari. Mungkin dalam tulisan lainnya saya akan coba mereview perbedaan yang lebih mendetail antara Tricolate V2 dengan Tricolate V3, karena kalau saya tulis di sini nampaknya akan menjadi panjang.


Mungkin sekian cerita saya menggunakan Tricolate hingga sekarang, semoga bermanfaat


Ir.


Load comments